Gini deh, kalau kamu ditanya tentang Saham, apa satu kalimat yang bisa kamu sampaikan ?
Belajar tentang saham ini bisa
dibilang rumit, apalagi untuk pemula. Karena singkatnya saham ini bentuk
kepemilikan seseorang terhadap suatu perusahaan, jadi sebagai pemegang saham
harus punya sikap sabar dan mau mengikuti trend
berita dunia, apalagi terkait dengan perusahaan.
Dan kenapa ya harus saham? Karena
saham sifatnya likuid, fluktuatif dan tidak memiliki jaminan. Jadi kamu, saya
harus belajar tentang saham sebelum mencoba masuk ke dunianya. Saya disini
tidak akan membahas tentang posisi, cerita awal dan apapun tentang saham.
Hanya dengan pertanyaan begini, “Tujuan saya untuk investasi, dan rencananya
mau cicil-beli setiap bulan, apakah itu baik? Atau ada saran ya baiknya gimana?”
Saya akan rangkum jawaban dari beberapa narasumber yang menjawab pertanyaan Saya diatas. Baiklah, dalam dunia saham ada 2 (dua) tipe seseorang, yakni invest/nabung secara cicil-beli atau sekaligus beli (all in) dalam jumlah besar.
Maksudnya disini cicil-beli tidak melihat harga saham lagi naik atau
turun, sedangkan all in disaat harga down lalu mulai buy secara keseluruhan sesuai dana dingin yang dipunya. Nah kamu
tipe yang mana ?
Pasti ada kelebihan dan kekurangan
dari dua tipe tersebut, namun jika kamu paham tujuannya, inshaAllah kekurangan
yang ada dimasing-masing tipe dapat diminimalisir.
Saham bersifat likuid, fluktuatif dan tidak ada jaminan
Saham bersifat liquid adalah saham
yang diperjualbelikan di bursa efek dimana pemiliknya mudah menjual sahamnya
saat market berjalan dan saham perusahaan tersebut memiliki demand (permintaan)
yang tinggi.
Untuk fluktuatif adalah harga saham
dapat naik dan turun setiap harinya, sesuai dengan isu ekonomi, kinerja
perusahaan dan faktor lainnya membuat supply and demand mengalami koreksi.
Serta bersifat tidak memiliki
jaminan, dimana saham tidak menjamin pengembalian modal dan jaminan harga saham
selalu naik dan kepastian mendapat capital gain (keuntungan).
Kamu kenal bapak Warren Buffett,
kah ? beliau diketahui investor yang tidak menggunakan pendekatan all-in, tetapi
beliau cenderung melakukan investasi secara bertahap. Dengan prinsip ini Ia
dapat mengakumulasi saham secara bertahap, untuk mempertahankannya dalam jangka
panjang.
Warren Buffett lebih mementingkan
margin of safety (yakni Nilai perusahaan 10 dibeli pada harga 5), dan harga
wajar dibanding waktu pembelian. Keputusan ini diambil bukan dari menerka-nerka
ya, beliau sudah menganalisis perusahaan yang sudah dia percayai.
Jadi apakah masih worth it masuk ke dunia saham ?
Diketahui hingga Agustus 2024
mencatat sekitar 936 emiten yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
kebayang kan banyak banget perusahaan yang sudah Go public, makin bingung dong
mau pilih emiten yang mana? Sektor apa? Dan punya kinerja yang terbaik? Nah,
itu adalah PR kamu, kita dan semua orang yang tertarik masuk ke dunia saham.
Semua butuh belajar dan jangan FOMO dan FOPO ya!
Kembali ke jawaban dari pertanyaan
besar diatas. Apapun tipe kamu sebagai investor, coba kamu perhatikan
benar-benar dengan poin berikut :
- Jika kamu berencana sebagai investor, maka siapkan waktumu untuk mencari tahu tentang perusahaan yang akan kamu buy. Memang bisa, untuk pemula bisa memilih saham-saham blue chip (saham mapan dan bagus di bursa). Namun, perlu diperhatikan juga bahwa di daftar saham blue chip tidak semua yang Syariah.
- Lihat perusahaannya, dimana kamu sudah pelajari perusahaan tersebut bergerak di sektor apa, fundamental nya apakah perusahaan memiliki performa bagus yang mana kamu harus membelinya, coba pelajari laporan keuangan perusahaan, persaingan bisnis serta keadaan industri. Semua informasi tersebut sudah bisa kamu akses di website perusahaan dan juga tersedia di aplikasi saham milikmu.
- Lalu tentukan berapa tahun kamu akan berinventasi di perusahaan tersebut. Cocok gak emiten ini digunakan untuk investasi 5 tahun mendatang? Ini poin yang penting dipelajari karena ada kaitannya dengan sifat saham, jadi kamu harus punya target berapa tahun agar target investasinya tercapai.
- Dividen. Keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham, menurutku ini juga perlu kamu pelajari. Walaupun ada banyak alasan mengapa suatu emiten yang bagus, mapan dan punya prospek yang baik memilih tidak membagikan dividen kepada pemegang saham, dan alasannya juga masih masuk akal (make sense) ya. Tapi jika ada emiten setara lainnya yang bisa memberikan dividen, why not?
“Risk comes from not knowing what you’re doing.”
-Warren Buffett
Dapat disimpulkan sebagai investor
harus banyak belajar, harus tahu tujuan berinvestasi, dan satu poin penting
jangan berinventasi di satu emiten saja, setelah punya ilmu dan pengalaman kamu
bisa melakukan diversifikasi yang tujuannya mengurangi tingkat risiko yang
mungkin terjadi.
Baca juga : Sharing is Caring for Human
Terima kasih sudah membaca pendapat Saya tentang saham hingga akhir, dipersilahkan koreksi di kolom komentar ya (*cmiiw), sampai jumpa di postingan berikutnya..
0 Comments
Hayy.. Jejak anda yang akan mengubah pikiran saya ttg postingan ini, silahkan berkomentar dengan sopan.