Daerah mu masih musim layangan, gak?
Senin kemaren, aku mendengar
suara penjual putu yang jaraknya tidak jauh dari tempatku berada. Aku mulai
memprediksi si penjual sudah berada dimana, secara aku yang sedang berada
dikamar tidak tau sama sekali si bapak lagi ke arah belakang atau ke arah depan.
Dari telinga bisa diraba, sumber bunyi makin dekat ke depan atau makin dekat ke
belakang, dan setelah suara itu mulai menjauh lalu aku yakin si bapak berjalan
ke arah depan. Dari belakang, diposisi kamarku berada, aku
berlari kedepan dan celingak-celinguk lihat dimana bapak itu berada. Alhamdulillah
beliau berjalan kearah rumahku dan mudah aja manggilnya nggak perlu
teriak-teriak, hanya dengan “Pak, putu.” Aku bukain pintu gerbang
dan memintanya masuk.
Btw aku yang jarang beli
putu dan sekalinya beli aku bertanya dulu gimana sistem belinya, lalu si bapak
bilang satuannya seribu. Oh setelah tahu aku bilang ke bapaknya kalau beli
sepuluh ribu. Selagi pengerjaan, aku jeprat jepret semua yang terlihat lucu,
mulai dari bambunya, laci penyimpanan bahannya, tempat masak putunya, tempat
gulanya dan sempet juga ngitungin jumlah bambunya. Haha niat kebangetan
“ iya, sejak musim layangan anak-anak mulai jarang.”
Setelah kelar pepotoannya,
aku juga sempat bertanya kenapa si bapak jarang lewat rumahku. “Pak, jarang
lewat sini kan? Kalau nggak salah biasanya bapak sering lewat yang arah SMP 18.
“Iya, biasanya kesana, tapi karena sekarang musim layangan anak-anak jarang
belanja, katanya.” Aku yang denger jawaban si bapak hanya berdehem dan mulai
diam-diam hingga pengerjaan selesai.
Mungkin bisa disimpulkan
bahwa kebanyakan pembelinya adalah anak-anak, dan jika lagi
musim layangan yang memang disukai anak-anak, khusus anak laki. Otomatis uang yang
biasanya dijajankan putu bambu beralih ke jajan layangan, dan akhirnya pembeli bapak
menurun. Aku nggak menyangka jawaban nya
seperti itu, yang aku duga malah hal sepele seperti arahnya memang kesana nak,
atau mungkin karena disana dekat kejalan besar dll, tetapi malah akibat musim
layangan. Sedih L
Sekedar ilmu aja, bahwa pembuatan putu bambu dimulai dari memasukkan bahan kedalam bambu lalu dipanaskan dan masanya nggak lama, lalu bisa disajikan dengan taburan kelapa parut serta gula, lebih enak dimakan saat panas karena kalau sudah dingin putu bambu akan menjadi agak keras, dan satu tips juga kalau mau beli putu bambu, katakan pada bapaknya minta gula merah dibanyakin, biar lebih manis. Hehe...
Nah itu dia cara makan putu bambu, dan buat kamu yang denger
suara khas penjual putu bambu sekarang, ayo beli. Dan buat kamu yang belum
beruntung sekarang, semoga dipertemukan dengan penjual putu bambu, jangan
dipelototin doang ya tapi dibeli, semoga dengan kita berpartisipasi sebagai
pembeli, si penjual putu bambu bisa bawa rezeki banyak untuk anak dan istinya. Mari
action!
©Pekanbaru, 28 Maret 2017 @Cicajoli
0 Comments
Hayy.. Jejak anda yang akan mengubah pikiran saya ttg postingan ini, silahkan berkomentar dengan sopan.