Mangupa adalah salah satu adat
budaya dari daerah Angkola – Sipirok, yang dalam bahasa berarti memberi makan
kepada anak laki-laki dan istrinya, dilakukan oleh keluarga pihak laki-laki
dirumah orangtuanya. Acara ini terlaksana setelah makan santan, saat perempuan
sudah diajak kerumah laki-laki. Mangupa ini memiliki ketentuan yang harus di
ikuti : seperti adanya gulai kambing yang nantinya akan diletakkan dalam
nampan, susunan kambing terdiri dari kepala dengan 2 matanya, hati kambing,
bagian paha kambing dan limpa yang disusun sesuai bentuk kambing.
Masih dalam nampan, juga berisi
nasi dan daun pisang sebagai alasnya dan sebagai penutup serta adanya garam
dalam daun pisang yang dibentuk kerucut. Setelah nampan selesai, masuk kebagian
sayap-sayap pangupa yaitu 2 piring sedang yang berisi nasi, potongan ayam gulai,
udang goreng utuh, ikan mas serta telur rebus nggak boleh lecet.
Selain nampan dan 2 piring ukuran
sedang, juga disiapkan 1 piring sedang yang berisi Burangir (read: Sirih) yang
dibalut dengan kain sarung warna gelap, yang nantinya akan diberikan oleh
Suhutbolon kepada kedua mempelai. Suhutbolon adalah keluarga yang paling dekat
seperti orangtua laki-laki, kahanggi, anakboru, pisangrautna dll.
Oke, Kita masuk ke pelaksanaan. Kedua
mempelai yang sudah berada ditempatnya, lalu diletakkan nampan dan 2 piring ukuran
sedang didepan mereka. Nampan yang sudah tertutup daun pisang dan dibalut kain
sarung warna gelap dibuka - digulung dari kiri ke kanan hingga berada di kanan
nampan, digulung oleh anakboru. Setelah nampan dibuka selanjutnya orangtua
laki-laki memberikan sirih ke kedua mempelai dan dilanjutkan ke sekelilingnya,
dan dilanjutkan ke Udanya hingga selesai.
Kemudian acara dilanjutkan dengan
pemberian nasihat kepada kedua mempelai, dimulai dari orangtua, kahanggi,
anakboru, pisangrautna, mora dan dilanjutkan. Yang isi nasihat seperti ini: “
On ma na tarpayak di jolomunu on na dapotnami sagodang ni rohanami na
pasahatkon ma hami, hobol ma tondi dohot badanmunu, simbur ma hamu ma godang
pengpeng laho matua, dijagit tondi dohot badanmunu ma upa-upa ni tondi dohot
badanmunu on, botima hobarku, amin.”
Yang artinya: “Inilah nampan didepanmu yang bisa kami berikan biar kamu senang, serta sehat badanmu,
baik-baik hingga tua, di ingat mu acara mangupa ini, pintaku, amin.” Yang menjadi
salah satu nasihat di sampaikan kepada kedua mempelai. Setelah selesai
pemberian nasihat, dilanjutkan dengan pemberian makan oleh Ibu kepada anak
laki-laki dan sang istri. Dilanjutkan dengan makan bersama serta diakhiri
dengan pembacaan do’a meminta agar acara ini mendapat berkah dari Allah yang
Maha Esa.
Catatan : untuk susunan dalam
nampan ada aturannya, lalu sirih dalam piring juga ada aturannya. Di artikel ini
saya tidak menjelaskan nya. Hanya gambaran umum saja tentang Mangupa, jika ada
yang kurang dan perlu ditambahkan serta ada koreksi, dengan senang hati saya
terima dan akan saya pelajari lagi. Terimakasih telah membaca postingan ini,
semoga saya bisa bercerita banyak tentang adat budaya Angkola – Sipirok dilain
postingan.
2 Comments
td ngeliat foto pengantinnya aku lgs tau ini pasti berhubungan ama adat batak :D... krn aku juga batak, dan baju adat nikahnya jg mirip2 gitu... tp upacara ini yg aku ga lakuin mba... di adat sibolga beda upacara adatnya :D..
ReplyDeleteCuma mirip mba? nggak sama ya? bedanya dimana mba? hehe kepo.
DeleteHmm, mungkin ada mba, namanya aja yang beda (mungkin) :))
Hayy.. Jejak anda yang akan mengubah pikiran saya ttg postingan ini, silahkan berkomentar dengan sopan.